Siap menempuh S2 berarti siap mengerjakan tesis sebagai tugas akhir dan prasyarat kelulusan. Sebagian besar dari kita yang menempuh studi S1 di Indonesia mungkin tidak terlalu asing dengan serba-serbi ketika mencari tema skripsi atau dosen pembimbing skripsi. Atau mungkin kalau sedang mempertimbangkan studi S2 di Indonesia tidak akan terlalu nervous membayangkan gimana sih kelak di akhir masa studi S2 harus mencari dosen pembimbing dan tema tesis yang cocok. Hal ini tentu akan berbeda jauh jika memiliki keinginan untuk studi di luar negeri. Sebagai bahan kenangan catatan bagaimana dulu mencari-cari belahan jiwa thesis project serta supervisornya, berikut pengalaman saya:

Kapan harus mulai mencari topik tesis serta pembimbingnya?

Kaum-kaum overthinking siap menempuh S2 biasanya punya bayangan sebelum mendaftar S2 mau penelitian apa, dibimbing siapa di universitas impian, dan lain-lain. Kalau itu semua sudah siap, of course you are doing really great. Tapi kalau masih bingung, well that’s fine.

Sebenarnya, semua tergantung negara tujuan, universitas, dan kurikulum di jurusan terkait. Cari tahu di website universitas tujuan, kalau itu semua menjadi pra-syarat tentu tidak punya pilihan lain selain menyiapkan semua yg diminta termasuk terkait tema tesis dan supervisor yang sudah deal untuk membimbing. Sedangkan berdasarkan pengalaman pribadi (dan sebagian besar teman-teman) yang menempuh studi di Swedia, hal-hal terkait tesis ini bisa disiapkan kelak saat on-going studi S2.

Di Swedia, durasi studi S2 bisa ditempuh dalam waktu 1 tahun atau 2 tahun (kalau masalah ini, pelajari lebih mendalam lagi ya di website universitas dan jurusan masing-masing).

  • Untuk S2 dengan masa studi 1 tahun

Enam bulan pertama biasanya kuliah teori biasa. Nah di masa ini biasanya sudah mulai memikirkan mau tesis dengan tema apa dan dosen pembimbingnya siapa. Enam bulan tentu terasa singkat, jadi mungkin lebih baik untuk dipikirkan sejak sebelum studi dimulai.

  • Untuk S2 dengan masa studi 2 tahun

Ada beberapa jurusan yang memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk mengerjakan tesis selama 9 bulan atau 6 bulan. Sebagian besar sih memilih 6 bulan karena tentu artinya punya waktu lebih banyak untuk memilih topik tesis dan mencari supervisor yang tepat.

Cara mencari thesis project beserta supervisornya?

Ada beberapa cara:

  • Dari ide sendiri lalu mencari supervisor yang tepat di website universitas sesuai CV dan pengalaman penelitian.
  • Sebar email. Untuk beberapa bidang yang penelitiannya butuh alat dan bahan yang mahal fancy, tentu pakai ide sendiri agak rumit, terutama terkait masalah dana dan pengadaan. Misalnya saja penelitian yang dilakukan di laboratorium. Jadi ya solusinya cari-cari proyek yang ada. Masuk ke website universitas lalu ke departemen atau dosen yang bidangnya menarik buat kita teliti. Nah, di situ kan ada email dosen tersebut, mulai deh kirim-kirim email. Etika email mengikuti masing-masing negara ya. Kalau di Swedia sendiri sih berkirim email cukup to the point, contohnya:
Dear Professor (nama),I am (nama kamu), the first year of master student in (jurusan). I am looking for potential master project. I have reviewed your research group in (nama universitas)’s website about (penelitiannya tentang apa) and I am highly interested in the work that you’ve done.Would it possible to be involved and discuss further about the research? I appreciate any time you can give me and look forward to hearing from you. Thank you very much. Sincerely, (nama kamu).

Nah setelah itu tinggal tunggu deh balesannya. Ada yang membalas untuk konfirm mereka punya project atau nggak, ada juga yang tidak membalas.

Kalau banyak yang membalas menawarkan project gimana? Ketemuan aja dulu. Di email itu kan tertera kita mau diskusi dulu, jadi cari tahu aja dulu penelitiannya tentang apa, kira-kira sesuai bayangan kita apa nggak, masih tertarik nggak. Saat ketemuan jujur aja kalau memang ada tawaran dari departemen lain dan sedang dalam pertimbangan juga. Ingat juga for the sake of attitude untuk segera memberikan kepastian mau memilih atau menolak proyek penelitian yang mana.

  • Daftar ke project yang tersedia. Ada beberapa jurusan yang kepala jurusannya menerima email dari departemen atau dosen yang membutuhkan mahasiswa untuk mengerjakan proyek penelitian mereka. Kemudian, kepala jurusan ini akan mem-broadcast email tersebut ke mahasiswanya. Kalau tertarik bisa langsung kirim email ke contact personpenelitian tersebut.
  • Do nothing. Kalau ini gak ngapa-ngapainnya bukan karena malas ya, tetapi karena pada beberapa jurusan, tesis dikerjakan secara berpasangan lalu di-plot kan ke proyek penelitian yang ada.

Oiya, biasanya diprasyaratkan supervisor minimal bergelar PhD. Jadi jangan lupa pastikan persyaratan ini terpenuhi.

Setelah mendapatkan belahan jiwa thesis project dan supervisor, trus harus ngapain?

Bisa dimulai dengan diskusi mendalam karena dari pihak jurusan biasanya ada form yang harus diisi yang kemudian harus diserahkan ke kepala jurusan sebagai bahan pertimbangan proyek penelitian ini sesuai jurusan dan masuk akal nggak untuk dikerjakan sesuai target durasi penelitian. Isi form ini juga sebenernya menyelamatkan mahasiswa memastikan proyek ini siap dieksekusi dan bisa membawa mahasiswa lulus tepat waktu. Isi formnya biasanya:

  • supervisornya siapa, dari departemen mana, bisa mulai kapan
  • judul penelitian
  • tanggal mulai penelitian
  • perkiraan tangal selesai penelitian
  • deskripsi penelitian
  • timeline penelitian, termasuk di dalamnya lamanya menulis tesisnya (nggak hanya timeline proses ngumpulin data aja)

Setelah form diserahkan, tinggal menunggu approval kalo penelitian disetujui oleh pihak jurusan dan penelitian bisa dimulai sesuai kesepakatan dengan supervisor!

Enjoy working on the thesis!

Ps: untuk membaca garis besar alur mengerjakan tesis, bisa dibaca di sini

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *